Luar Biasa Janu, Berdagang Sayur Hingga Kuliah di Inggris dan Umrah Orang Tua



Bahagia, penuh haru sekaligus bangga. Tiga kata inilah yang pas untuk menggambarkan suasana hati pasangan suami-istri pedagang sayur asal Sleman, Jawa Tengah, Ngadiyo dan Lasiyem. Keduanya selama ini hanya bisa membayangkan untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci. Namun kemarin, Kamis (1/2), impian itu segera terwujud. Ngadiyo dan Lasiyem sudah berada di Terminal 3 Internasional Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Kartu identitas jamaah dari Alisan Travel sudah tergantung di leher keduanya.

Baju batik khusus sebagai seragam rombongan umrah dari biro perjalanan itu juga sudah mereka kenakan. Tak lupa senyum penuh bahagia tak pernah henti terpancar dari kedua wajahnya yang sudah sedikit renta. Sementara di sampingnya tampak selalu penuh bangga mendampingi salah satu anak mereka, Janu Muhammad.

Janu adalah salah satu “harta” paling berharga bagi Ngadiyo dan Lasiyem. Sebab berkat Janu lah mimpi berangkat ke tanah suci, menghadap Ka’bah, mencium Hajar Aswat bagi keduanya menjadi kenyataan.

Janu meraih penghargaan dari Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat sebagai salah satu dari 10 keluarga hebat.

Janu dianggap berhasil melejitkan diri dan membuktikan bahwa anak pedagang sayur bisa sekolah hingga ke London. Ya, Janu beranggapan di tengah keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya, hanya pendidikan lah yang bisa mengubah segalanya.

Ditengah keterbatasan yang ada, Ngadiyo dan Lasiyem menerapkan pengasuhan sederhana kepada anaknya hingga meraih prestasi akademik yang sulit untuk dibayangkan masyakarat dengan keterbatasan ekonomi.

“Alhamdulillah, dengan ini ibu sama bapak bisa umrah,” ujar Janu.

Dia memang selalu percaya bahwa pendidikan lah yang bisa mewujudkan mimpi ibundanya. Sekaligus mengubah segala aspek kehidupan keluarga menjadi lebih baik.
“Itu yang saya percaya,” ujar Janu.

Janu merupakan peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tahun 2015. Dia kemudian melajutkan pendidikan M.Sc Research in Human Geography di University of Birmingham, Inggris berbekal beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Selain kuliah, Janu juga aktif di beberapa bidang. Dia terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar dan Masyarakat Indonesia Birmingham 2016-2017. Ia juga menjadi Student Representatives College of Life and Enviromental Science. Posisi ini menjadikannya sebagai satu-satunya wakil mahasiswa se-Asia Pasifik di kampusnya.

Tak hanya itu, pria yang pernah terpilih sebagai salah satu Calon Pemimpin Muda Potensial Indonesia versi Mckinsey ini juga getol tampil di beragam konferensi geografi internasional.

Sulung dari dua bersaudara ini tercatat sebagai anggota peneliti muda di Internasional Geographical Union, Royal Geographical Society, dan Regional Studies Association. Ketiganya merupakan organisasi internasional yang fokus pada kajian riset di bidang geografi dan studi kawasan.

Sederet prestasi tersebut dinilai sangat spesial karena semua dilakukan dalam keterbatasan ekonomi.
“Dari kecil ibu selalu mengajarkan saya untuk jangan pernah berbohong sekecil apa pun. Jangan pernah. Mungkin itulah yang menjadi kunci sukses saya dalam menuntut ilmu,” ujar Janu yang bercerita jika dirinya juga harus ikut membantu berjualan sayur dan ayam potong di Pasar Sleman.

Lasiyem yang tidak bisa menyembunyikan rasa harunya mengatakan, sejak dulu memang dirinya
begitu ingin pergi ke tanah suci. Walaupun saat ini ia baru terwujud untuk ibadah umrah. Namun ia yakin suatu saat impiannya itu bisa terkabulkan.

“Saya berpesan waktu itu sama Janu, waktu masih SD. Nak, kalau sudah besar, bawa ibu sama bapak naik haji ya,” ujar Lasiyem dengan mata yang berkaca-kaca.

Dirjen, PAUD PM, Harris Iskandar mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi keluarga ibu Lasiyem lantaran berhasil memberikan inspirasi terhadap keluarga lainnya.

Harris berharap, keluarga Lasiyem bisa menularkan kebaikan dan inspirasi tersebut kepada keluarga lainnya.

“Agar menular. Sehingga banyak lagi Janu-Janu yang lain,” kata dia.

Pengusaha Umrah yang Hatinya Terketuk
Atas prestasi yang diraih Janu dan keluarganya, pimpinan Alisan Travel, Ali Muhammad Amin juga ikut bangga. Ia terketuk hatinya untuk memberikan apresiasi terhadap kedua orang tua Janu.

Ali mengatakan, keberhasilan Ngadiyo dan Lasiyem mendidik Janu hingga mampu meraih gelar Magister dari universitas terkemuka luar negeri membuat dia terharu.

“Ini sangat sulit saya bayangkan, dengan keterbatasan ekonomi, menyekolahkan anak sampai S2 di luar negeri itu sangat sulit,” jelas dia.

Tidak semua orang mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Sosok mereka, kata dia, justru bisa dengan keterbatasan.

Karena itu ia memberikan apresiasi dalam bentuk paket umroh VIP untuk kedua orang tua Janu yang dirupiahkan mencapai 70 juta rupiah untuk dua orang.

“Kami tidak membedakan dengan yang lain,” kata dia.

Ali juga menjelaskan, program inspiratif dari Dirjen PAUD PM tersebut akan terus didukung oleh dirinya. Dengan mengapresiasi orang-orang hebat dalam pendidikan, Ali berharap bisa mendapat balasan Ridho dari pencipta.

“Apa yang dilakukan hanya menginginkan ridho Allah, semoga ke depan bisa (berlanjut), dan ke depan bisa lebih banyak lagi Insya Allah,” ujar dia mengakhiri.

0 Response to "Luar Biasa Janu, Berdagang Sayur Hingga Kuliah di Inggris dan Umrah Orang Tua"

Posting Komentar